
Siapa sih yang engga pernah mengalami stres karena tekanan kerja? apalagi di kota besar seperti Jakarta yang selalu sibuk dan serba cepat. Menurut American Psychological Association (APA), musik terbukti dapat mengurangi tingkat stres, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan kualitas tidur. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Music Therapy juga menyebutkan bahwa mendengarkan musik dengan tempo lambat dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah, serta menciptakan rasa rileks yang mendalam.
Hal ini diperkuat oleh hasil riset lain dari Frontiers in Psychology (2019), yang menemukan bahwa musik relaksasi membantu menurunkan kadar kortisol—hormon yang terkait dengan stres. Dengan musik, tubuh dan pikiran kita secara alami diarahkan untuk masuk ke dalam keadaan tenang, sehingga mampu mengurangi efek buruk dari stres kerja yang sering kali tak terhindarkan.
Nah, fakta-fakta ini benar-benar relate dengan pengalaman banyak orang yang mencoba menjadikan musik relaksasi sebagai bagian dari rutinitas harian mereka, termasuk aku sendiri. Aku mau share cerita pengalaman pribadi aku selama 6 bulan terakhir mendengarkan musik relaksasi dan gimana itu mengubah cara aku menghadapi hectic-nya hidup di Jakarta.
Cerita Pengalaman: Musik Relaksasi yang Jadi Pelarianku di Tengah Hustle Jakarta
Hi, kenalin aku Lala, cewek 32 tahun yang udah 5 tahun terakhir ini kerja di salah satu start-up di Jakarta. Seperti kebanyakan orang yang kerja di start-up, hidup aku penuh hustle. Deadline kejar-kejaran, meeting tanpa henti, dan suasana kantor yang kadang bikin otak overthinking parah. Tinggal sendiri di kosan di Jakarta juga enggak bikin semuanya lebih gampang—malah kadang aku ngerasa mental aku di-push terus tanpa jeda.
Tapi, 6 bulan terakhir ini ada satu hal yang berubah banget di hidup aku. Musik relaksasi. Yes, sounds simple, kan? Tapi ternyata efeknya gede banget buat aku. Jadi ceritanya, waktu itu aku lagi scroll di Spotify, nemu Musik Relaksasi ID. Aku pikir, why not? Jadi sejak saat itu, aku punya rutinitas kecil yang ngebantu aku survive setiap pulang kerja.
Begitu sampai kosan, aku langsung nyalain playlist musik relaksasi di speaker kecil di meja. Aku mulai dengan yoga ringan, cuma 30 menit, enggak yang ribet. Abis itu, aku mandi air panas—seriously, itu udah kayak ritual penyelamat banget setelah seharian di luar. Habis mandi, aku biasanya duduk di meja sambil jurnaling. Aku nulis apa aja yang ada di pikiran, atau sekadar planning kegiatan buat besok. Kadang aku tambah agenda kecil kayak baca buku atau ikut kelas online buat upgrade skill aku.
Awalnya aku enggak ngerasa ada perubahan yang signifikan. Tapi, setelah beberapa bulan, aku sadar ada banyak hal kecil yang berubah. Aku jadi lebih gampang tidur, bahkan kalau cuma sempat tidur 6 jam pun rasanya udah cukup banget. Bangun pagi juga enggak lagi cranky kayak dulu. Weekend vibes juga beda banget. Kalau weekend, aku suka dengerin musik relaksasi sambil yoga pagi. Itu bikin mood aku stabil banget sepanjang hari.
Selain itu, aku ngerasa energi pikiran aku lebih positif. Enggak gampang overwhelmed sama drama kantor, dan aku jadi lebih produktif buat urus diri sendiri. Jujur, hidup di Jakarta itu keras, apalagi buat orang rantau kayak aku. Tapi, musik relaksasi ini somehow jadi pelarian kecil yang bikin aku waras dan bisa jalanin semuanya dengan lebih enjoy.
Kalau kamu lagi cari cara buat cope sama hustle kehidupan, aku highly recommend coba rutinitas kecil ini. Trust me, dengerin musik relaksasi sambil ambil waktu buat diri sendiri bisa banget jadi game-changer!
Referensi:
- American Psychological Association. (2021). The Impact of Music on Stress Reduction.
- Journal of Music Therapy. (2017). “The Effect of Relaxing Music on Stress Management: A Randomized Controlled Trial.”
- Frontiers in Psychology. (2019). “The Role of Music in Stress and Anxiety Regulation.”