Musik Relaksasi dan Self-Compassion: Teknik Merawat Diri

  • April 10, 2025
  • MRID_jz641s5o
  • 3 min read
Musik Relaksasi dan Self-Compassion

Ada kalanya hidup terasa begitu berat. Kita gagal memenuhi ekspektasi, kehilangan semangat, atau terjebak dalam kritik diri yang tiada henti. Di saat-saat seperti ini, alih-alih terus memaksa, mungkin yang paling dibutuhkan adalah self-compassion — sikap penuh pengertian dan kelembutan terhadap diri sendiri. Musik relaksasi dan self-compassion jadi kombinasi yang tepat.

Self-compassion bukan kelemahan. Psikolog Kristen Neff, peneliti utama dalam bidang ini, menjelaskan bahwa self-compassion terdiri dari tiga elemen penting: kebaikan terhadap diri (self-kindness), rasa kebersamaan dalam pengalaman manusiawi (common humanity), dan mindfulness terhadap perasaan sendiri tanpa menghakimi (Neff, 2003).

Musik Relaksasi dan Self-Compassion: Menjadi Ruang Aman untuk Diri Sendiri

Musik relaksasi dapat menjadi pintu masuk yang alami dan efektif untuk mempraktikkan self-compassion. Musik dengan tempo lambat, nada harmonis, dan suara alam terbukti mampu menurunkan level hormon stres seperti kortisol dan menstimulasi sistem saraf parasimpatik yang membuat tubuh tenang (Thoma et al., 2013).

Saat kamu mendengarkan musik relaksasi, kamu memberi waktu bagi diri untuk berhenti sejenak—tidak untuk menghindar, tapi untuk memberi ruang bernapas. Ini adalah bentuk sederhana dari self-kindness: mengakui bahwa kamu butuh istirahat, dan kamu layak mendapatkannya.

Suasana Hati yang Lebih Ringan, Pikiran yang Lebih Lembut

Self-compassion seringkali terhambat oleh suasana hati yang gelap atau tekanan batin. Musik terbukti mampu memengaruhi aktivitas limbik di otak, pusat emosi manusia. Dengan mendengarkan musik relaksasi, suasana hati perlahan diperbaiki, pikiran negatif mulai reda, dan muncul ruang untuk menerima diri tanpa menghakimi (Koelsch, 2010).

Beberapa orang bahkan menemukan bahwa menyatukan latihan pernapasan atau meditasi singkat dengan musik relaksasi bisa memperkuat efek tenangnya—menciptakan momen hening yang sangat dibutuhkan untuk refleksi dan pemulihan batin.

Ajakan untuk Beristirahat, Bukan Menyerah

Self-compassion bukan berarti berhenti berjuang. Justru sebaliknya: dengan merawat diri di saat lelah, kita sedang membangun kekuatan untuk bangkit kembali. Musik relaksasi bisa jadi pengingat kecil yang lembut bahwa kamu tidak harus kuat setiap saat, dan itu tidak apa-apa.

Kalau hari ini terasa berat, coba putar playlist seperti Chill Vibes: Relaxation Music for Mind and Soul dari Musik Relaksasi ID. Tutup mata sejenak, tarik napas perlahan, dan biarkan dirimu merasa layak untuk damai.

Referensi:

  • Neff, K. D. (2003). Self-compassion: An alternative conceptualization of a healthy attitude toward oneself. Self and Identity, 2(2), 85–101.

  • Thoma, M. V., La Marca, R., Brönnimann, R., Finkel, L., Ehlert, U., & Nater, U. M. (2013). The effect of music on the human stress response. PLoS ONE, 8(8), e70156.

  • Koelsch, S. (2010). Towards a neural basis of music-evoked emotions. Trends in Cognitive Sciences, 14(3), 131–137.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

OPEN SPOTIFY
WhatsApp
FbMessenger
URL has been copied successfully!